Sebagai madrasah
aliyah pertama dan satu- satunya di Watulimo, MAM Watulimo selalu mempunyai cara
dalam menyambut Bulan Ramadhan. Dalam hal ini waka kurikulum madrasah membuat
beragam kegiatan bagi peserta didik. Meskipun diawal bulan puasa tahun ini siswa harus
menghadapi UAS namun, semangat madrasah untuk mengembangkan ilmu agama dibulan Ramadhan kepada siswa tidak pernah kekurangan cara. Siswa MAM Watulimo yang pada dasarnya telah
terbiasa dengan berbagai konsep materi agama tidak begitu sulit untuk diarahkan
mengikuti rangkaian kegiatan Ramadhan.
Bulan Ramadhan tahun
1438H ini, siswa MAM Watulimo dijadwalkan untuk mengikuti kegiatan Pondok Ramadahan
yang sebelumnya telah masuk dalam kelander di Kemenag. Namun yang menarik adalah ragam materinya berbeda dan baru. Pihak madrasah sepakat untuk memberikan
materi yang bernilai pengembangan, baik secara teknis ataupun treoritis kepada para santri PonRom. Hal
tersebut karena semakin mendesaknya kebutuhan pengetahuan agama yang bersifat
kekinian bagi siswa tingkat menengah. Sehingga momentum Bulan Ramadhan ini dijadikan sebagai bulan "materi agama" oleh segenap pengembang kurikulum MAM
Watulimo.
Pondok Ramadahan
yang dilaksanakan MAM Watulimo dibuka pada tangal 5 Juni dan akan berakhir pada 16 Juni
2017. Selama pelaksanaan, siswa ditempatkan di Masjid madrasah mulai pukul 08.00 WIB, hingg ba’da dzuhur. Pembagian waktu tersebut diawali dengan membaca Al-Qur’an
yang didampingi setiap guru. Hal tersebut dimaksudkan agar masing-masing guru memahami kualitas baca
Qur’an siswanya. Selain itu dengan konsep ini siswa akan lebih merasa terbimbing
dalam mempelajari baca Qur’an. Disamping menyimak siswa membaca Al-Qur’an, guru juga mempunyai tanggung jawab mendengarkan segala keluh kesah siswa, baik dalam soal agama, keluarga dan mata pelajaran, hal itu sebagai cara baru bimbingan guru terhadap siswa dengan pendekatan agama.
Setelah
menyelesaikan bimbingan membaca Al-Qur’an, siswa tidak diperkenankan keluar masjid, mereka dibimbing bersama untuk melaksanakan Sholat Dhuha.
Sedangkan materi teoritis diberikan oleh guru dan pemateri yang diundang pihak
sekolah. Pemilihan materinya-pun disesuaikan dengan kebutuhan siswa, agar mereka menjadi
lebih antusias. Menurut, Mutoyo, S.Sos,S.Pd selaku kepala madrasah,
Aliyah (baca:MAM Watulimo) harus menjadi madrasah yang unggul di Watulimo dalam segi
religiusnya, anak- anak setidaknya tidak lagi pobia dengan materi agama serta mampu
mengamalkan dan menghayatinya dengan utuh.
Sedangkan pengurus
Ranting IPM MAM Watulimo juga tidak ketingalan menyusun agenda di bulan ini.
Mereka menyusun acara yang bertujuan untuk melatih kemampuan dakwah siswa MAM Watulimo. Aara yang telah terkonsep jauh-jauh hari oleh bidang keagamaan PR IPM tersebut, setidaknya mampu menjadi oase ilmu ditengah kekeringan pengetahuan tentang cara berdakwah. Menurut
Khoirul Hidayah, Ketua bidang Keagamaan PR IPM MAM Watulimo, agenda ini akan dilaksnakan di minggu
akhir Bulan Ramadhan dengan melibatkan mahasiswa dari UMM dan UMSIDA serta pimpinan Muhammadiyah di Watulimo. Harapan dari kegiatan tersebut agar
siswa aliyah dapat menjadi kader persyarikatan yang mampu menyampaikan syiar agama.
Sebagai penutup rangkaian agenda selama Bulan Ramadhan ini, IPM Ranting MAM Watulimo bekerjasama dengan pihak madrasah akan menyelenggarakan buka bersama. Kegiatan tersebut rencananya dilaksanakan dengan melibatkan tokoh
masyarakat dan pimpinan Muhammadiyah di Kecamatan Watulimo.
(TAUFIK HAS)
(TAUFIK HAS)