Bulan Suci Ramadhan
merupakan bulan yang sangat dinantikan oleh umat muslim diseluruh dunia, karena
pada bulan ini Masyarakat berlomba-lomba untuk mencari pahala dengan amalan
yang terbaik. Namun seiring perjalanan waktu, bulan Ramadhan yang selalu diidentikkan
dengan kedamaian seolah memudar. Hal tersebut terbukti dengan beragamnya berita
miring yang menimbulkan gejolak pada perdamaian Internasional.
Semakin kesini, perdamaian
dan toleransi ini semakin memudar. Buktinya saat ini sering kali kita melihat berita
tentang kerusuhan dan ragam terorisme yang merajalela. Seperti halnya, bom di
Manchester Area, bom Kampung Melayu, maraknya terorisme di Marawi (Filipina)
serta penembakan di Orlando (AS) yang memakan puluhan korban jiwa pada
orang-orang yang tak berdosa. Serta yang membuat kita tak habis pikir adalah
maraknya kasus persekusi yang mulai meresahkan masyarakat, seperti yang terjadi
pada seorang dokter dan anak dibawah umur yang dihakimi secara brutal oleh
kelompok-kelompok tertentu.
Jika diperhatikan dengan
serius berbagai peristiwa itu membuat kita sebagai pelajar muslim, geram
terhadap perilaku tak bertanggung jawab yang selalu mengatasnamakan agama.
Padahal pada hakekatnya semua agama itu mengajarkan pada kebaikan. Lalu apakah
memancing kerusuhan, menumpas orang yang tidak se-keyakinan dan konflik
berkepanjangan itu termasuk ajaran suatu agama? apakah pantas seperti itu
disebut berjuang untuk agama?. Semestinya kita sadar bahwa kita hidup dalam
keberagaman yang seharusnya menjaga toleransi terhadap etnis, budaya, suku dan
agama lain. Bagaimana kita bisa damai, bila hal yang seharusnya dipersatukan
malah dijadikan permasalahan?
Apalagi beberapa hari ini berhembus kabar bahwa Qatar menjadi menjadi negara yang men-sponsori dan menyuplai dana untuk gerakan radikalisme ISIS. Peristiwa yang masih belum bisa dipastikan kebenarannya tersebut membuat negara-negara Timur Tengah bersitegang sehingga membuat kita semakin miris menyaksikan gejolak permusuhan dan perpecahan anatara negara- negara Islam sendiri. Jika perselisihan terus berlanjut dan tak berkesudahan, maka “perdamaian internasional” dan prinsip- prinsip kemanusiaan kini sudah mulai dipertanyakan. Sehingga perlu kiranya toleransi, komunikasi dan cinta damai sangat diperlukan untuk mengembalikan perdamaian yang telah dijungkirbalikan oleh pihak tak beratanggung jawab.
Saat ini yang kita butuhkan bukan mengadu kekuatan tentang siapa yang lebih kuat, akan tetapi melakukan upaya tentang kedamaian yang harus dipertahankan dengan cara melangkah bersama untuk tujuan yang sama.di bulan Ramadhan. Bulan suci ini seharusnya menjadi ajang intropeksi diri, saling menghormati dan menjaga keharmonisan hidup bermasyarakat. Jangan suka memancing keributan, dan stop persekusi serta tetap-lah menjaga kedamaian.Come on Guys, agama kita itu cinta damai, ideologi negara kita adalah pancasila, dan kita telah tahu hal itu sejak dulu, lantas mengapa sekarang dipermasalahkan?,mulai sekarang marilah kita berfikir positif dan jangan mudah terpengaruh oleh persepsi yang belum terbukti.
"Jika mereka punya 1000 cara untuk menggulingkan perdamaian kita, jangan takut, karena kita punya 10.000 cara untuk tetap bertahan dan bangkit kembali"
(NOVA TRI REJEKI)