Warga
Muhammadiyah Watulimo melaksanakan ibadah Sholat Idul Fitri 1438 H di tanah
lapang Jengglong, Gemaharjo. PCM Watulimo telah menentukan lokasi tersebut
jauh- jauh hari, bersamaan dengan keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang
menetapkan 1 Syawal 1438 H pada 25 Juni 2017. Jamaah dari wilayah Watulimo
bagian utara memadati tanah lapang mulai pukul 05.30 WIB. Cuaca yang teduh
menambah kekhidmatan jamaah dalam melaksanakan ibadah tahunan tersebut. Lapangan
Jenggolong merupakan tempat yang selalu menjadi pilihan PCM Watulimo untuk
melaksanakan Sholat Idul Fitri setiap tahun.
Dalam
pelaksanaan sholat Idul Fitri tahun ini yang menjadi khatib sekaigus imam
adalah Drs.Marsudi Ashari, Lc. Ia merupakan da’i dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah
Tulungagung yang sering mengisi berbagai ceramah warga persyarikatan. Bagi
Pimpinan Cabang Muhammadiyah Watulimo pemilihan khatib Sholat Idul Fitri merupakan
bagian syiar agama yang inti. Sebab hal tersebut akan memengaruhi semangat
pembaharuan yang diusung oleh Muhammadiyah dalam hal syiar ilmu pengetahuan
agama kepada ummat Islam.
Khatib
asal kota marmer tersebut menyampaikan beragam ulasan tentang pentingnya
memaknai esensi kemanusiaan, kemuliaan Bulan Ramadhan yang telah dilalui ummat
Islam dan keharusan manusia untuk senantiasa menjaga kemenangannya pasca Bulan Ramadhan.
Menurut
da’i yang akrab dipanggil Ashari tersebut, bagi manusia yang dengan sungguh-
sungguh menjalankan puasa Ramadhan, maka ia di hari ini (1 Shawal) akan
menemukan pintu Fitrahya (kesuciannya). Fitrah yang dimaksud adalah kemuliaan yang
meliputi tiga dimensi, individual, social dan spiritual. Harapannya pada
hari fitri ini, manusia mampu menundukkan semua hawa nafsu, sehingga muncul
kejernihan hati yang terukir dalam diri, baik secara ragawi ataupun rohani.
Maka penting kiranya ummat Islam menampilkan dirinya secara “mempesona” bukan
hanya pada 1 Shawal saja tapi juga pada hari- hari yang lain disepanjang tahun
kedepan.
Ia
juga mengingatkan bahwa keimanan manusia merupakan dasar dari kemantapan dalam
beribadah. Keimanan mestinya dilanjutkan dengan tingkatan ketaqwaan agar mampu
mengantarkan ummat Islam pada kondisi berserah diri pada Allah SWT. Skill tersebut akan didapatkan oleh
manusia dalam proses transcendental yang
telah dijalankan selama Bulan Ramadhan. Sebab kehidupan kita sebagai hamba
mesti berlanjut di bulan- bulan setelah Ramadhan, sehingga menurutnya disitulah
letak perang yang sesungguhnya.
Selama
Bulan Ramadhan, banyak ummat Islam yang mampu mengalahkan hawa nafsunya. Sebab terdapat
setidaknya tiga bantuan yang diterima oleh ummat Islam selama proses puasa
Ramadhan. Bantuan tersebut adalah , pertama
bantuan yang diperoleh dari Allah SWT dengan perintah menjalankan puasa
pada satu waktu yang berurutan dan bersamaan dalam satu bulan. Bisa dibayangkan
jika perintah puasa diberikan sepanjang tahun selama 30 hari dengan waktu yang
berbeda- beda, maka akan sangat mungkin kita begitu berat untuk melaksanakannya.
Kedua, adalah fasiliitas yang
diberikan oleh pemerintah dengan beragam kebijakkannya selama Bulan Ramadhan,
seperti halnya penutupan tempat kemaksiatan, libur panjang dan lain- lain. Ketiga bantuan dari berbagai media
massa, melalui pemberitaan beragam berita Islami dan tayangan- tanyangan penguat
qalbu yang akhirnya memudahkan umat Islam untuk tenang beribadah. Sehingga tiga
bantuan tersebut menjadi aspek yang begitu penting guna mendukung ummat Islam
di Indonesia khususnya, memenangkan pertempuran selama Bulan Ramadhan.
Diakhir
khutbahnya khatib juga megingatkan bahwa mayoritas dari ummat Islam lalai terhadap
peningkatan ibadahnya selepas Bulan Ramadhan. Maka Idul Fitri (1 Shawal)bukan hari
kemenangan jika esok dan sterusnya ummat Islam kembali pada jurang kelalaian
dan lembah kedzaliman. Maka pesan yang khatib sampaikan adalah ajakan untuk
senantiasa menjaga kekuatan dan keutamaan Bulan Ramadhan di bulan Shawal dan
bulan yang akan datang. Cara yang dapat dilaksanakan salahsatunya dengan
melanjutkan puasa sunnah dihari- hari yang lain agar kita memeroleh keutamaan puasa
seperti halnya bulan Ramadhan.
Rangkaian
ibadah Sholat Idul Fitri tersebut berakhir pada pukul 06.40 WIB. Jama’ah-pun melanjutkannya
dengan melantunkan sholawat bersama, diiringi jabat tangan di tanah lapang
bersama seluruh warga.
(SEK. PCPM WATULIMO- ALIYAHMU MEDIA)